Kamis, 09 Mei 2013

Wasit yang Dipukul Pemain Remaja di AS Akhirnya Meninggal Dunia




Utah - Ricardo Portillo, wasit sepakbola dari kota Utah, Amerika Serikat, yang sempat koma selama seminggu akibat dipukul seorang pemain remaja, akhirnya menemui ajalnya.


Portillo (46 tahun) mengalami koma setelah dipukul seorang kiper berusia 17 tahun, yang tak terima dihadiahi kartu kuning dalam sebuah partai persahabatan Sabtu (27/4/2013) lalu. Ia menderita pembengkakan di otak yang membuat kondisinya kritis.



Pelaku sendiri kini tengah mendekam di tahanan anak dan kemungkinan akan diberikan tambahan dakwaan tambahan karena meninggalnya Portillo.



"Kami akan merindukannya di lapangan sepakbola. Dia mencintai pertandingan dan mencintai pekerjaannya. Ricardo selalu punya selera humor yang tinggi dan suka melayani orang lain," kata Mario Vazquez, presiden liga setempat yang juga teman dari Portillo, seperti dikutip Associated Press.



"Duka cita kami untuk keluarga Portillo dalam masa-masa berat ini. Ricardo akan selalu bersama kami."



Kronologi dari pihak kepolisian menyatakan pada pertandingan di Eisenhower Junior High School di Taylorsville saat itu, pelaku yang bermain sebagai seorang kiper mendapatkan kartu kuning dari Portillo karena mendorong striker lawan yang berusaha mencetak gol.



Remaja tersebut, yang kabarnya bertubuh sedikit lebih besar dari Portillo, mulai mendebat, lalu memukulnya di wajah. Portillo sempat terlihat baik-baik saja namun kemudian merasa pusing. Saat Portillo terduduk dan mulai muntah darah, seorang temannya akhirnya memanggil ambulans.



Ketika polisi datang, pelaku telah pergi dan Portillo sedang terbaring di tanah dengan posisi meringkuk. Lewat seorang penerjemah, Portillo mengeluhkan rasa sakit di bagian wajah dan belakang kepalanya sakit serta merasa mual.



Portillo sendiri tetap sadar dan tak ada cedera yang tampak di tubuhnya, bahkan dianggap dalam kondisi baik-baik saja ketika dibawa ke Intermountain Medical Center. Tapi saat tiba di rumah sakit, ia mendadak koma dengan pembengkakan di otak.



Putri Portillo, Johanna Portillo (26 tahun), lalu memanggil seorang detektif, yang kemudian melakukan pencarian intensif terhadap si remaja kiper. Pada Sabtu malam akhirnya sang remaja di bawa ke pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.



Di lain sisi, Johanna dan adiknya ternyata pernah memohon sang ayah untuk berhenti menjadi wasit karena risiko dari para pemain yang marah, namun tak berhasil. Portillo memang telah beberapa kali mengalami tindak kekerasan yang berujung patah rusuk dan kaki.



"Itu adalah passion-nya. Kami tidak bisa melarangnya," kata anak-anak almarhum.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar